Sabtu, 19 Februari 2011

SENYAWA KARBON


1. Identifikasi unsur senyawa karbon
Mengenali Senyawa Karbon : 1) dengan membakar bahan yang mengandung senyawa karbon, jika : ¾® pembakaran sempurna menghasilkan gas karbon dioksida ¾® pembakaran tidak sempurna menghasilkan arang
2). Dengan melakukan uji C, dimana senyawa yang mengandung unsur C akan mengeruhkan air kapur, sementara unsur H dan O dapat mengubah kertas kobalt biru menjadi merah muda

2. Kekhasan atom karbon
1. Dapat membentuk 4 ikatan kovalen karena atom C mempunyai 4 elektron valensi yang dapat membentuk pasangan elektron bersama dengan atom lain.
2. Dapat membentuk ikatan rantai karbon dengan berbagai variasi baik dalam bentuk rantai lururs / bercabang.
Beberapa kemungkinan rantai karbon (C) yang dibentuk :
Berdasarkan jumlah ikatan
Berdasarkan bentuk rantai
1. Ikatan tunggal, yaitu ikatan antara atom C dengan satu tangan (sepasang elektron ikatan). Ikatan jenuh
I     I      I     I
 – C – C – C – C –
     I     I      I     I

2. Ikatan rangkap dua, yaitu ikatan antara atom C dengan dua ikatan (dua pasang elektron ikatan). Ikatan tidak jenuh
I       I      I      I
  – C – C = C – C –
      I      I       I      I
3. Ikatan rangkap tiga, yaitu ikatan antar atom C dengan tiga ikatan (tiga pasangan elektron ikatan). Ikatan tidak jenuh
 I     I      I      I
  – C – C ≡ C – C –
      I     I      I      I   
1. Rantai terbuka (alifatis), rantai yang antara atom C-nya tidak saling berhu- bungan. Terdapat 2 rantai alifatis : lurus dan bercabang
a. rantai lururs
  I      I      I     I
     – C – C – C – C –
        I      I      I     I

b. rantai bercabang
  I      I     I      I
     – C – C – C – C –
  I      I     I      I
        C
2. Rantai tertutup (siklik), rantai yang terdapat pertemuan antar ujung rantai C. Terdapat 2 macam rantai siklik : siklik dan aromatik (rantai tertutup yang terdiri dari 6 atom C yang saling berikatan dengan ikatan rangkap selang seling.
a. rantai siklik
      I      I              I      I 
          – C – C –      – C – C –
      I       I              I     
          – C – C –      – C – C – 
              I     I              I     I

        b. rantai aromatis
             contoh:  benzena

            


      3.   Posisi atom karbon dalam rantai karbon
Berdasarkan posisinya dalam senyawa, dibedakan :
1. Atom C primer, yaitu atom C yang mengikat 1 atom C yang lain
2. Atom C sekunder, yaitu atom C yang mengikat 2 atom C yang lain
3. Atom C tersier, yaitu atom C yang mengikat 3 atom C yang lain
4. Atom C kuartener, yaitu atom C yang mengikat 4 atom C yang lain
                    

ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA 



1.   Alkana, alkena dan alkuna

ALKANA
ALKENA
ALKUNA
Jenis ikatan
Tunggal
Rangkap dua
Rangkap tiga
Rumus umum
CnH2n + 2
CnH2n
CnH2n – 2

2. Tatanama alkana, alkena dan alkuna

ALKANA
ALKENA
ALKUNA
Tata nama
CH3 – CH – CH3  propana

a. nama alkana dipilih dari rantai C terpanjang

b. Penomoran dimulai dari atom C ujung yang paling dekat dengan cabang 

c. tentukan nama dan letak gugus cabang; bila terdapat 2 atau lebuh gugus cabang penulisan nomor diulang dan beri awalan di (2), tri (3), tetra (4) dst ; bila gugus cabang tidak sama gunakan urutan abjad untuk menyebutkannya

d. jika terdapat beberapa pilihan rantai C terpanjang, pilih rantai yang mengandung gugus alkil terbanyak

e. jika terdapat beberapa pilihan rantai C terpanjang, pilih rantai yang mengandung gugus alkil terbanyak

1. rantai lurus:

  a. berdasar jumlah atom C  ditambah akhiran ena,

  b. atom C yang mengandung ikatan rangkap 2 diletakkan pada nomor sekecil mungkin

2.   rantai bercabang :

  a. pilih rantai terpanjang yang
      mengandung ikatan rangkap

   b. rantai alkena bercabang dan kedua ujung mempunyai jarak yang sama dengan ikatan rangkap, penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan cabang.

    c. mempunyai 2 ikatan rangkap atau lebih diberi awalan sesuai jumlah ikatan rangkap (di=2, tri=3 dst).

1. pilih rantai terpanjang dan mendandung ikatan rangkap 3 ditambah akhiran una.

2. pemberian nama isomer, didepan nama diberi nomor dengan ikatan rangkap tiga terletak pada nomor sekecil mungkin. 

3. untuk alkuna bercabang seperti pada alkena bercabang. 



      3.   Sifat fisik alkana, alkena dan alkuna
                                         
ALKANA
ALKENA
ALKUNA
Sifat-sifat HC
a. sifat fisik
Merupakan senyawa non polar

Pada suhu kamar (270C) C1 – C4 berbentuk gas, C5 – C17 berbentuk cair, dan > C18 berbentuk padat

semakin banyak C titik didih makin tinggi

Semakin panjang rantai dan semakin sedikit cabang maka titik didih dan viskositas juga makin tinggi

b. sifat kimia. Dapat megalami :
reaksi substitusi: reaksi penggantian atom H dengan atom  dari unsur halogen (F2, Cl2, Br2 dan I2)
    contoh: CH3CH3 + Br2 à CH3CH2Br + HBr

reaksi oksidasi dengan gas O2 menghasilkan energi
Contoh:
1. reaksi eliminasi: reaksi penghilangan beberapa atom utk membentuk senyawa baru (pembentukan ikatan ganda)
a. Sifat fisik alkena sama dengan sifat fisik alkana

b. Sifat kimia
1. dengan jumlah C yang sama alkena lebih reaktif daripada alkana

2. reaksi adisi (reaksi pemecahan ikatan, dari ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal)

a. adisi alkena dengan hidrogen
Contoh:
CH2=CH2 + H2 à CH3–CH3

b. adisi alkena dengan halogen (golongan VIIA)
Contoh:
CH2=CH2 + Br2 à         
    CH3–CH2Br + HBr

c. adisi alkena dengan asam halida (asam dari golongan VIIA)
   CH2=CH2 + HCl à                 
   CH3–CH2Cl
Polimerisasi (penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) menjadi molekul besar (polimer).
a. Sifat fisik alkuna sama dengan sifat fisik alkana tetapi pada suhu kamar C1 – C4 berbentuk gas, C5 – C10 berbentuk cair, dan > C10 berbentuk padat

b. Sifat kimia alkuna
1. pada suhu yang sama alkuna kurang reaktif daripada alkana

2. reaksi adisi pada alkena
   Hidrogenasi
Halogenasi
Adisi hidrogen halida

4. Isomer geometri


ALKANA
ALKENA
ALKUNA
Isomer
Contoh: isomer dari C4H10 adalah     
CH3–CH–CH–CH3    n-butana

CH3–CH­–CH3
         I  
        CH3
2-metil propana
Isomer posisi (letak ikatan rangkapnya berbeda). Contoh :   1-butena
CH2=CH–CH–CH3 berisomer posisi dengan:
CH3–CH2=CH–CH3
(2-butena)

Isomer rantai (letak cabang pada rantai berbeda).
Contoh: (1-butena) 
CH2=CH–CH–CH3
Berisomer rantai dengan
CH2=C­–CH3 
          I
         CH3
2-metil propana

Isomer geometri (cis-trans): berdasarkan perbedaan kedudukan gugus yang sejenis yang diikat

Isomer posisi.
Contoh
   CH3ºCH–CH–CH3
 1-butuna, berisomer posisi dengan :
   CH3–CHºCH–CH3     (2-butuna)
Isomer rantai
Contoh:
CH3ºC–CH2–CH3     (1-butuna), berisomer  rantai dengan :
     CH2ºC–CH3
               I      
          CH3
 (2-metil-1-propuna)



ALKANA
ALKENA
ALKUNA
Kegunaan

sebagai bahan bakar (LPG, bensin, solar,dan minyak tanah)

bahan baku pembuatan bahan kimia (metanol (CH3OH), metil klorida (CH3Cl))

sebagai pelarut
sebagai bahan dasar pada industri plastik, karet sintetis, pipa PVC dan teflon

pembuat sebyawa kimia (etanol, etilen glikol, dan etil eter)
Bahan baku pembuatan bahan sintetis (tiruan

 Etuna (asetilena) digunakan untuk bahan bakar pada pengelasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar