Senin, 14 Februari 2011

PENGUKURAN

adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis sebagai satuannya.
Pengukuran suatu besaran memerlukan alat ukur. Alat ukur ada yang tradisional/kedaerahan dan alat ukur yang diakui secara internasional
Alat ukur tradisional
Alat ukur internasional
Nama - asal
Kegunaan
Nama
Kegunaan
Tombak– Jabar
Mengukur panjang 
Alat ukur besaran panjang:

 Penggaris




Jangka sorong









Mikrometer skrup





Mengukur panjang, skala terkecil mm
Ketelitian = 1 mm


Mengukur diameter luar, diameter dalam dan kedalaman suatu tabung. Skala: untuk rahang tetap = cm; skala nonius = 0,45 mm. jadi selisih skala utama dengan skala nonius = 0,05 mm.
Ketelitian = 0,05 mm
Hasil pengukuran = hasil skala utama + hasil skala nonius

Untuk mengukur benda amat tipis. Ketelitian = 0,01 mm.
Hasil pengukuran = hasil skala utama + hasil skala bidal
Skala bidal è jika diputar 1 kali putaran=0,5 mm
Mayam– Sumut
Mengukur massa
Alat ukur besaran massa : neraca. Macamnya:
1. Neraca pasar
2. Neraca lengan
3. Neraca Ohauss 3  lengan
4. Neraca Ohauss 4 lengan
5. Neraca digital 






Hasil pengukuran = hasil penjumlahan pembacaan skala ke 3 lengannya.






Alat ukur besaran waktu:
Arloji/jam
Stopwatch


Skala terkecil detik / sekon
Ketelitian 0,1 s
Masing-masing alat ukur mempunyai batas ukur/ketelitian (sudah dibahas di pertemuan sebelumnya). 

Macam-macam kesalahan pengukuran
1. Kesalahan umum (kesalahan manusia), disebabkan oleh keterbatasan pengamat dan kurang mahirnya user menggunakan/merangka alat.
2. Kesalahan kasistematis/alat, berkaitan dengan batas ukur alat, ketelitian dalam kalibrasi dan keausan alat
3. Kesalahan acak, kesalahan yang tak dapat diprediksi/adanya faktor X 


Penyebab ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan alat:
1. Kesalahan alamiah: kesalahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang sulit dikontrol. Misalnya: cuaca, suhu, gravitasi, angin dll
2. Kesalahan alat: kesalahan yang disebabkan oleh kalibrasi, keausan alat dan keterbatasan alat itu sendiri
3. Kesalahan objek ukur: misalnya menentukan diameter pipa sementara bentuk pipa bukan lingkaran semppurna
4. Kesalahan manusia: kesalahan saat pengamat mengamati pengukuran suatu obyek.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk memperkecil kesalahan pengukuran:
1. Kalibrasi alat: alat yang akan digunakan harus disesuaikan dengan standar alat tersebut /sesuai standar pabrik
2. Presisi/ketepatan: untuk itu pengukuran harus dilakukan beberapa kali sampai didapat hasil yang hampir sama (selisih pengukuran tak lebih dari 0,02)
3. Akurasi/ketelitian: ditentukan dari batas ketelitian alat jumlah angka pentingnya. Makin kecil batas ketelitiannya berarti alat tersebut makin akurat
4. Sensitivitas/kepekaan: suatu alat akan makin bagus jika dia sensitif dalam artian dapat merespons sekecil apapun perubahan dari obyek ukur

Pengukuran tunggal: pengukuran yang dilakukan sekali saja terhadap obyek ukur
Kesalahan relatif (KR) =  ∆x / x . 100%
∆x = ketidak pastian dari alat ukur yang digunakan è ∆x = ½ x skala terkecil
Skala terkecil alat ukur :
Alat ukur
Skala terkecil
Mistar / penggaris
1 mm
Jangka sorong
0,1 mm
Mikrometer skrup
0,01 mm
Amperemeter
0,2 mA (tergantung skala maksimum alat)
Voltmeter
0,1 V (tergantung skala maksimum alat)
Stopwatch
1 s
 Contoh: dari pengukuran panjang sebuah pensil menggunakan penggaris diperoleh 6,05 cm. Hal ini berarti panjang pensil = (6,05±0,05)cm, yang artinya panjang pensil itu antara (6,05 + 0,05) cm s/d (6,05 – 0,05) cm.

Nilai KR =  ∆x/x . 100%  = 0,06/6,05 x 100% = 0,826% = 0,83% 

Pengukuran berulang: pengukuran yang dilakukan sebanyan n kaliterhadap obyek ukur (besaran yang sama) sehingga akan diperoleh nilai data lebih mendekati kebenaran.
Secara matematis dapat ditulis: x rata-rata = x1+x2+x3+....xn / n = ∑x / n 
Ketidak pastian pengukuran diperoleh dari simpangan baku rata-rata:
SB =  √((xi+x rata-rata)/ n(n-1))
Hasil ukur ditulis: x= x rata-rata + SB


ANGKA PENTING
 
Angka penting : semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Angka penting terdiri dari angka pasti/eksak (angka/bilangan hasil pengukuran yang tidak diragukan nilainya) dan satu angka terakhir yang ditaksir (angka hasil pengukuran yang masih diragukan nilainya).
Aturan angka penting
1. Semua angka bukan nol. Contoh: 84,57 cm è memiliki 4 angka penting (AP)
2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol. Contoh: 405 mA è memiliki 4 AP
3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik sesudah/sebelum tanda koma bukan angka penting. Contoh: 0,0018 cm è memiliki 2 AP; 0,25 cm è memiliki 2 AP
4. Angka nol dibelakang angka bukan nol. Contoh: 10 cm è 2 AP
5. Bilangan besar yang memiliki deretan angka nol di sebelah kanan angka bukan nol, ditulis dalam bentuk notasi ilmiah. Contoh: 2,5 x 105 m è 2 AP

Operasi hitung dengan angka penting (sama dengan operasi aljabar).

1. Pembulatan à dibawah 5 dibulatka ke bawah, diatas 5 dibulatkan ke atas.

2. Penjumlahan dan pengurangan à hasil penjumlahan dan pengurangan hanya memiliki satu angka yang diragukan

3. Perkalian dan pembagian à hasil perkalian atau pembagian bilangan penting memiliki bilangan penting yang sama banyaknya dengan jumlah angka penting yang paling sedikit.

4. Pemangkatan dan pengakaran à hasil pemangkatan dan pengakaran dari bilangan penting memiliki angka penting yang sama banyaknya dengan angka penting bilangan yang diakarkan/dipangkatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar