adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis sebagai satuannya.
Pengukuran suatu besaran memerlukan alat ukur. Alat ukur ada yang tradisional/kedaerahan dan alat ukur yang diakui secara internasional
Alat ukur tradisional | Alat ukur internasional | ||
Nama - asal | Kegunaan | Nama | Kegunaan |
Tombak– Jabar | Mengukur panjang | Alat ukur besaran panjang: Penggaris Jangka sorong Mikrometer skrup | Mengukur panjang, skala terkecil mm Ketelitian = 1 mm Mengukur diameter luar, diameter dalam dan kedalaman suatu tabung. Skala: untuk rahang tetap = cm; skala nonius = 0,45 mm. jadi selisih skala utama dengan skala nonius = 0,05 mm. Ketelitian = 0,05 mm Hasil pengukuran = hasil skala utama + hasil skala nonius Untuk mengukur benda amat tipis. Ketelitian = 0,01 mm. Hasil pengukuran = hasil skala utama + hasil skala bidal Skala bidal è jika diputar 1 kali putaran=0,5 mm |
Mayam– Sumut | Mengukur massa | Alat ukur besaran massa : neraca. Macamnya: 1. Neraca pasar 2. Neraca lengan 3. Neraca Ohauss 3 lengan 4. Neraca Ohauss 4 lengan 5. Neraca digital | Hasil pengukuran = hasil penjumlahan pembacaan skala ke 3 lengannya. |
Alat ukur besaran waktu: Arloji/jam Stopwatch | Skala terkecil detik / sekon Ketelitian 0,1 s |
Masing-masing alat ukur mempunyai batas ukur/ketelitian (sudah dibahas di pertemuan sebelumnya).
1. Kesalahan umum (kesalahan manusia), disebabkan oleh keterbatasan pengamat dan kurang mahirnya user menggunakan/merangka alat.
2. Kesalahan kasistematis/alat, berkaitan dengan batas ukur alat, ketelitian dalam kalibrasi dan keausan alat
3. Kesalahan acak, kesalahan yang tak dapat diprediksi/adanya faktor X
Penyebab ketidakpastian hasil pengukuran menggunakan alat:
1. Kesalahan alamiah: kesalahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang sulit dikontrol. Misalnya: cuaca, suhu, gravitasi, angin dll
2. Kesalahan alat: kesalahan yang disebabkan oleh kalibrasi, keausan alat dan keterbatasan alat itu sendiri
3. Kesalahan objek ukur: misalnya menentukan diameter pipa sementara bentuk pipa bukan lingkaran semppurna
4. Kesalahan manusia: kesalahan saat pengamat mengamati pengukuran suatu obyek.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk memperkecil kesalahan pengukuran:
1. Kalibrasi alat: alat yang akan digunakan harus disesuaikan dengan standar alat tersebut /sesuai standar pabrik
2. Presisi/ketepatan: untuk itu pengukuran harus dilakukan beberapa kali sampai didapat hasil yang hampir sama (selisih pengukuran tak lebih dari 0,02)
3. Akurasi/ketelitian: ditentukan dari batas ketelitian alat jumlah angka pentingnya. Makin kecil batas ketelitiannya berarti alat tersebut makin akurat
4. Sensitivitas/kepekaan: suatu alat akan makin bagus jika dia sensitif dalam artian dapat merespons sekecil apapun perubahan dari obyek ukur
Pengukuran tunggal: pengukuran yang dilakukan sekali saja terhadap obyek ukur
Kesalahan relatif (KR) = ∆x / x . 100%
∆x = ketidak pastian dari alat ukur yang digunakan è ∆x = ½ x skala terkecil
Skala terkecil alat ukur :
Alat ukur | Skala terkecil |
Mistar / penggaris | 1 mm |
Jangka sorong | 0,1 mm |
Mikrometer skrup | 0,01 mm |
Amperemeter | 0,2 mA (tergantung skala maksimum alat) |
Voltmeter | 0,1 V (tergantung skala maksimum alat) |
Stopwatch | 1 s |
Contoh: dari pengukuran panjang sebuah pensil menggunakan penggaris diperoleh 6,05 cm. Hal ini berarti panjang pensil = (6,05±0,05)cm, yang artinya panjang pensil itu antara (6,05 + 0,05) cm s/d (6,05 – 0,05) cm.
Nilai KR = ∆x/x . 100% = 0,06/6,05 x 100% = 0,826% = 0,83%
Pengukuran berulang: pengukuran yang dilakukan sebanyan n kaliterhadap obyek ukur (besaran yang sama) sehingga akan diperoleh nilai data lebih mendekati kebenaran.
Secara matematis dapat ditulis: x rata-rata = x1+x2+x3+....xn / n = ∑x / n
Ketidak pastian pengukuran diperoleh dari simpangan baku rata-rata:
SB = √((xi+x rata-rata)/ n(n-1))
Hasil ukur ditulis: x= x rata-rata + SB
ANGKA PENTING
Angka penting : semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran. Angka penting terdiri dari angka pasti/eksak (angka/bilangan hasil pengukuran yang tidak diragukan nilainya) dan satu angka terakhir yang ditaksir (angka hasil pengukuran yang masih diragukan nilainya).
Aturan angka penting
1. Semua angka bukan nol. Contoh: 84,57 cm è memiliki 4 angka penting (AP)
2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol. Contoh: 405 mA è memiliki 4 AP
3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik sesudah/sebelum tanda koma bukan angka penting. Contoh: 0,0018 cm è memiliki 2 AP; 0,25 cm è memiliki 2 AP
4. Angka nol dibelakang angka bukan nol. Contoh: 10 cm è 2 AP
5. Bilangan besar yang memiliki deretan angka nol di sebelah kanan angka bukan nol, ditulis dalam bentuk notasi ilmiah. Contoh: 2,5 x 105 m è 2 AP
Operasi hitung dengan angka penting (sama dengan operasi aljabar).
1. Pembulatan à dibawah 5 dibulatka ke bawah, diatas 5 dibulatkan ke atas.
2. Penjumlahan dan pengurangan à hasil penjumlahan dan pengurangan hanya memiliki satu angka yang diragukan
3. Perkalian dan pembagian à hasil perkalian atau pembagian bilangan penting memiliki bilangan penting yang sama banyaknya dengan jumlah angka penting yang paling sedikit.
4. Pemangkatan dan pengakaran à hasil pemangkatan dan pengakaran dari bilangan penting memiliki angka penting yang sama banyaknya dengan angka penting bilangan yang diakarkan/dipangkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar