Sabtu, 19 Februari 2011

PEMANTULAN CAHAYA

Apabila cahaya dijatuhkan pada suatu permukaan, maka sebagian cahaya itu dipantulkan. Apabila permukaan pemantul berupa bidang datar  cahaya yang dipantulkan pada suatu arah tertentu jumlahnya banyak.

Pemantulan cahaya pada permukaan datar mengikuti hukum Snellius yang berbunyi:
 1. Sinar datang, sinar pantul dangaris normal terletak pada satu bidang datar.
 2. Sudut datang sama dengan sudut pantul

Pemantulan Total

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROLIT KIMIA XG 2010/2011


Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Kelompok 1 Kelas X-G
*      M. Nahdhiana Hasmi
*      Indah Dwi Lestari
*      Dewi Sri Wahyuningsih
*      Fatmawati
*      Miftahul Jannah
*      M. Andik Sugianto



















MAN REJOTANGAN
TULUNGAGUNG
2010/2011
v  Judul Percobaan
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
v  Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi berbagai larutan elektrolit dan non elektrolit.
v  Dasar Teori
A. Larutan
1. Definisi Larutan
Larutan merupakan sistem homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Pelarut yang sering dipakai dalam melarutkan zat terlarut adalah air. Zat terlarut memiliki dua sifat berdasarkan perilakunya apabila arus listrik dialirkan. Sifat pertama, zat terlarut dapat menghantarkan arus listrik, sehingga larutan yang terbentuk mengalami perubahan kimia dan mampu menghantarkan arus listrik. Larutan tersebut dinamakan larutan elektrolit. Sifat kedua, zat yang apabila dilarutkan ke dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak ada perubahan kimia, sehingga larutan yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit. Semua larutan anorganik, baik asam, basa, maupun garam memiliki sifat mampu menghantarkan arus listrik. Sedangkan semua larutan yang berasal dari zat organik seperti gula tebu, manosa, glukosa, gliserin, etanol, dan urea, tidak mampu menghantarkan arus listrik.

2. Daya Hantar Larutan
Air yang murni tidak akan menghantarkan listrik. Tetapi jika zat yang bersifat asam, basa, maupun garam telah dilarutkan di dalamnya, larutan yang dihasilkan akan mampu menghantarkan arus listrik. Secara sederhana, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik dapat diuji dengan alat uji elektrolit. Alat uji elektrolit tersebut terdiri atas sebuah bejana yang dihubungkan dengan dua buah elektrode. Elektrode-elektrode tersebut dihubungkan pada saklar dan lampu. Jika larutan elektrolit dimasukkan ke dalam bejana tersebut, lampu akan menyala. Sedangkan jika larutan nonelektrolit yang dimasukkan, lampu tidak akan menyala. Arus listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh migrasi partikel-partikel bermuatan. Selain ditandai dengan menyalanya lampu, pada larutan elektrolit juga terdapat perubahan-perubahan kimia yang dapat diamati. Salah satu perubahan tersebut berupa timbulnya gelembung-gelembung gas, perubahan warna larutan, atau bahkan terbentuk endapan.

3. Kekuatan Daya Hantar Larutan
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa arus listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh partikel-partikel bermuatan. Untuk menjelaskan fakta tersebut, Svante August Arrhenius (1884) mengemukakan teorinya tentang dissosiasi atau ionisasi elektrolit. Teori ini menyebutkan bahwa zat elektrolit apabila dilarutkan dalam air, akan berdissosiasi menjadi atom-atom atau gugus atom yang bermuatan. Atom-atom atau gugus atom bermuatan tersebut merupakan ion-ion yang menghantarkan arus dalam elektrolit secara migrasi. Ion-ion tersebut bermuatan positif (kation) dan bermuatan negatif (anion) serta bergerak menuju elektrode yang muatannya berlawanan. Reaksi ionisasi atau dissosiasi elektrolit tersebut merupakan reaksi bolak-balik (reversible). Ionisasi elektrolit dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi:
NaCl(aq) 􀁯 Na+(aq) + Cl(aq)
MgSO4(aq) 􀁯 Mg2+(aq) + SO4 2–(aq)
CaCl2(aq) 􀁯 Ca2+(aq) + 2Cl(aq)
Na2SO4(aq) 􀁯 2Na+(aq) + SO4 2–(aq)
Oleh karena larutan harus bersifat netral, besarnya jumlah total muatan-muatan positif harus sama dengan muatan negatif dalam suatu larutan. Jumlah muatan yang dibawa oleh sebuah ion besarnya sama dengan valensi ion tersebut. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang memiliki daya hantar listrik besar. Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna di dalam air. Jika diuji dalam penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala terang. Contoh larutan elektrolit kuat antara lain larutan NaCl, KOH, H2SO4, dan HCl.

b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan yang memiliki daya hantar kecil karena tidak semua zat terionisasi, atau hanya mengalami ionisasi sebagian. Jika diuji dengan penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala redup. Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan cuka dan amonia. Larutan nonelektrolit tidak akan terionisasi dalam larutan. Proses ionisasi dipengaruhi oleh konsentrasi. Untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit, dapat menggunakan derajat dissosiasi (α ). Derajat dissosiasi adalah fraksi molekul yang benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga merupakan perbandingan mol zat terionisasi dengan mol zat mula-mula. Derajat dissosiasi dapat dinyatakan dengan rumus:
α =
Nilai α dapat berubah-ubah, antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut.
α = 1, larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat
0 < α < 1, larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah
α = 0, larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit

4. Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia
Kemampuan untuk menghantarkan arus listrik tidak hanya dimiliki oleh senyawa ionik. Beberapa senyawa kovalen juga mampu menghantarkan listrik. Meski demikian, senyawa kovalen dan ionik memiliki beberapa perbedaan dalam menghantarkan arus listrik.
a. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya. Atom yang kehilangan elektron menjadi
ion positif (kation) dan atom yang menerima elektron menjadi ion negative (anion). Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ionionnya yang bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Dalam larutan, senyawa ionik pada umumnya membentuk larutan elektrolit kuat.

Contoh:
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl(aq)
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH(aq)
K2SO4(aq) → 2 K+(aq) + SO4 2–(aq)
KOH(aq) → K+(aq) + OH(aq)

b. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara kovalen. Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama pasangan elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul karena perbedaan elektronegativitas antaratom yang sangat kecil, bahkan hampir sama. Sementara itu, senyawa kovalen polar timbul karena perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom. Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain lebih negatif. Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi menjadi ion-ionnya.
Contoh:
HCl(aq) → H+(aq) + Cl(aq)
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO4 2–(aq)
Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna dalam pelarut air sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik yang rendah. Hal ini karena dalam pelarut air, hanya sedikit dari zat tersebut yang terdissosiasi membentuk ion.

Contoh:

NH3(aq) + H2O(l ) → NH4 +(aq) + OH(aq)

v  Fungsi Perlakuan
Bahan yang dipakai untuk percobaan harus dilarutkan dulu karena larutan elektrolit bisa berupa senyawa kovalen atau senyawa ionik. Senyawa ini dalam bentuk murni bukan merupakan penghantar listrik yang baik, tetapi apabila senyawa tersebut dilarutkan di dalam air maka akan menghasilkan larutan larutan yang bisa menghantarkan listrik.
v  Pembahasan
NO
Larutan
Lampu
Kesimpulan Sementara
Nyala
Tidak
1
2
3
4
5
Air Sabun
NaCl
Amilum
Air
Oli
YA
YA
YA
YA





Tidak
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit
Larutan elektrolit
Larutan non elektrolit

Air sabun adalah elektrolit kuat karena termasuk basa kuat maka lampu menyala terang.
NaCl adalah elektrolit kuat karena termasuk garam maka lampu menyala terang.
Amilum adalah non elektrolit dan tidak menyala tetapi dari hasil percobaan yang dilakukan larutan amilum bisa menyala. Hal ini bisa terjadi karena air sumur yang dipakai untuk melarutkan amilum termasuk elektrolit, sehingga nyala yang terukur pada larutan itu berasal dari pelarutnya
Air sumur  termasuk larutan elektrolit karena di dalamnya terdapat mineral-mineral.
Oli elektrolit bukan elektrolit. Karena termasuk dalam larutan non elektrolit maka lampu tidak menyala.


v  Kesimpulan
Dari rangkaian percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.       Larutan yang termasuk larutan elektrolit adalah larutan detergen (Basa), NaCl (Garam), dan larutan cuka (Asam).
2.       Berdasarkan kuat lemahnya daya hantar listrik maka larutan elektrolit dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah. *yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah larutan basa kuat, garam, dan asam kuat. *yang termasuk larutan elektrolit lemah adalah asam lemah, basa lemah, dan garam.
3.       Yang termasuk larutan non elektrolit adalah gula tebu, manosa, glukosa, gliserin, etanol, urea, dan larutan organik-organik lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit kuat adalah larutan yang terionisasi sempurna, jumlah ion dalam larutan sangat banyak, menunujukkan daya hantar listrik yang kuat. Sedangkan larutan elektrolit lemah adalah larutan yang terionisasi sebagian, jumlah ion dalam larutan sedikit, dan menunjukkan daya hantar listrik yang lemah.

=========================================================================

Percobaan Larutan Elektrolit dan Larutan Non elektrolit





           

Kelompok 4, Kelas X – G
Nama Anggota :
1.      Aida Nur Fatmawati
2.      Irfan Rahmat Darmawan
3.      Latifatus Sa’adah
4.      Linda Fatmawati
5.      Moh. Ris Sulaiwan Ashofi
6.      Nur Naningsih

MADRASAH ALIYAH NEGERI REJOTANGAN
TULUNGAGUNG
Tahun Ajaran 2010/2011
1.      Judul percobaan : Larutan elektrolit dan nonelektrolit
2.      Tujuan percobaan : mengidentifikasi berbagai larutan elektrolit dan non elektrolit
3.      Alat dan bahan :
a.       Gelas beker
b.      Sumber listrik baterai
c.       Kabel listrik
d.      Lampu kecil
e.       Batang karbon
f.       Papan
g.      Air
h.      Larutan garam dapur
i.        Larutan tepung
j.        Larutan detergen
4.      Dasar teori:
               Berdasarkan perilakunya jika dialiri arus listrik, zat terlarut dibedakan menjadi 2, yakni sebagai berikut :
a.       Larutan Elektrolit
Adalah jika zat terlarut dapat menghantarkan arus listrik, sehingga larutan yang terbentuk mengalami perubahan kimia dan mampu menghantarkan arus listrik.
Ciri-ciri :
·         Dapat menghantarkan listrik
·         Mengalami perubahan kimia
·         Dapat menyalakan lampu
b.      Larutan Non Elektrolit
Adalah zat yang apabila dilarutkan ke dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak ada perubahan kimia.
Ciri-ciri :
·         Tidak dapat menghantarkan listrik
·         Tidak mengalami perubahan kimia
·         Tidak dapat menyalakan lampu

5.      Fungsi perlakuan : semua bahan dilarutkan dalm air agar membentuk larutan. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain. Umumnya pelarut merupakan jumlah terbesar dari sistem larutan. Zat terlarut adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih sedikit dalam sistem larutan.
6.      Pembahasan :
Masing-masing larutan diuji coba untuk membuktikan bahwa larutan tersebut elektrolit atau non elektrolit. Jika lampu dapat menyala itu membuktikan bahwa larutan tersebut adalah larutan elektrolit,begitu pula sebaliknya. Jika lampu tidak menyala berarti larutannya adalah non elektrolit. Sedangkan dalam kenyataan dalam praktek, terdapat nyala lampu yang terang dan redup. Hal ini mengidentifikasikan adanya larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
7.      Tabel Pengamatan :
No
Larutan
Lampu
Kesimpulan Sementara
Nyala
Tidak
1.
Garam dapur
Terang
-
Elektrolit kuat
2.
Tepung
Redup
-
Elektrolit lemah
3.
Detergent
Terang
-
Elektrolit kuat
4.
Air
Terang
-
Elektrolit kuat

8.      Kesimpulan :
Dari hasil percobaan diketahui bahwa larutan terbagi menjadi 2 menurut perilakunya jika dialiri listrik, yaitu :
·         Larutan Elektrolit
Yaitu larutan yang dapat menghantarkan listrik.
Larutan Elektrolit dibagi menjadi 2 :
a.       Larutan Elektrolit kuat, contoh : larutan garam dan larutan detergent.
b.      Larutan Elektrolit lemah, contoh : larutan tepung.
·         Larutan Non Elektrolit
Yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.


                                                      

LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT XF-1 2010/2011


Percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit
Kelas x-f



Nama anggota:
1.      Ahmad Nizar              
2.      Anang Pebrianto        
3.      Ike Purwanti               
4.      Endang Turini             
5.      Fitri                             
6.      Devi                            
                       
MADRASAH ALIYAH NEGERI REJOTANGAN    TULUNGAGUNG                   



v  Judul Percobaan
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
v  Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi berbagai larutan elektrolit dan non elektrolit.
v  Dasar Teori
A. LARUTAN
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu komponen zat terlarut dan pelarut.
• Komponen dengan jumlah yang sedikit biasanya dinamakan zat terlarut.
Pelarut adalah komponen yang jumlahnya lebih banyak atau yang strukturnya tidak berubah.
Contoh:
• 25 gram garam dapur dalam 100 gram air; air disebut pelarut, sedangkan garam dapur (NaCl) sebagai zat terlarut.
• Sirup (kadar gula 80 %); gula pasir merupakan komponen paling banyak daripada
air akan tetapi gula dinyatakan sebagai zat terlarut dan air sebagai pelarut, sebab struktur air tidak berubah (wujud: cair), sedangkan gula berubah dari padat menjadi cairan  Larutan dapat digolongkan berdasarkan:
1. Wujud pelarutnya; yaitu terdiri atas larutan cair (contoh: larutan gula, larutan garam); larutan padat (contoh: emas 22 karat merupakan campuran homogen antara emas dan perak atau logam lain); larutan gas (contoh: udara).
2. Daya hantar listriknya; yaitu larutan elektrolit (dapat menhantarkan arus listrik) dan larutan non-elektrolit (tidak dapat menghantarkan arus listrik).
LARUTAN
Larutan
Cair
Larutan
padat
Gas
Elektrolit Non elektrolit
Wujud pelarut Daya hantar listrik
• Larutan
• Zat terlarut
• Pelarut
• Daya hantar listrik
• Ion





maka zat yang dapat larut dalam air adalah:
a. Senyawa ion, contoh NaCl, partikelnya terdiri atas ion posirif (Na+) dan ion negative (Cl). Sedangkan air adalah senyawa kovalen polar yang partikelnya terdiri atas molekulmolekul H2O yang memiliki muatan parsial positif (  ) dan negatif (􀁇􀀐). Mekanisme pelarutan NaCl dalam H2O
Molekul H2O akan mengelilingi permukaan kristal NaCl. Muatan parsial positif(􀀎) dari molekul H2O akan tertarik ke ion Cl_ yang ada pada bagian luar kristal. Begitu juga dengan muatan parsial negatifnya () akan tertarik ke ion Na+
b. Senyawa kovalen polar, contoh C2H5OH (etanol) dapat larut dalam air karena molekul-molekul C2H5OH dan air sama-sama memiliki muatan parsial positif dan negatif. Keduanya akan tertarik satu sama lain.
B. ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Salah satu sifat larutan yang penting ialah daya hantar listrik. Oleh karena itu kita akan membahas larutan elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutannya disebut larutan elektrolit.
 Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik? Hal ini disebabkan elektrolit terurai menjadi ion-ion dalam pelarut air. Akan tetapi mengapa lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan lelehan (tanpa air; wujudnya cair) senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik? Pada tahun 1984, Svante August Arrhenius berhasil menjelaskan bahwa elektrolit dalam pelarut air dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan non elektrolit dalam pelarut air tidak terurai menjadi ion-ionnya.
• Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ion dalam pelarut air.
Contoh: NaCl (s)
􀁿􀁿H2O(l)􀁿􀁯
Na+ (aq) + Cl_ (aq)
Senyawa ion baik dalam pelarut air maupun dalam bentuk lelehannya dapat menghantarkan arus listrik.
• Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan listrik dalam pelarut air karena molekul-molekulnya akan terurai menjadi ion-ionnya.
Contoh: CH3COOH (aq) H+(aq) + CH3COO_(aq)
Akan tetapi senyawa kovalen polar yang lain, seperti gula (C12H22O11) tidak dapat menghantarkan listrik dalam pelarut air. Hal ini disebabkan molekul-molekul C12H22O11 tidak dapat terurai menjadi ion-ion dalam pelarut air. Jadi senyawa kovalen polar dapat berupa elektrolit maupun non-elektrolit  Bersifat elektrolit jika dapat bereaksi dengan pelarut air (terhidrolisis). Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam. Larutan cuka yang merupakansenyawa kovalen polar
1. Daya hantar listrik senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Daya hantar listrik senyawa ion dan senyawa kovalen polar bergantung pada wujudnya.
a. Senyawa ion
• Padatan: Tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sebab, dalam padatan, ionionnya tidak bergerak bebas.
• Lelehan: Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam lelehan, ion-ionnya dapat bergerak relatif lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat.
• Larutan (dalam pelarut air): Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas.
b. Senyawa Kovalen Polar:
• Padatan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena padatannya terdiri atas molekulmolekul netral meski bersifat polar.
• Lelehan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena lelehannya terdiri atas molekulmolekul netral meski dapat bergerak bebas.
• Larutan (dalam air) : Dapat menghantarkan listrik, karena dalam larutan molekulmolekulnya dapat terhidrolisis menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas. Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya.
b. Elektrolit kuat dan elektrolit lemah
1. Elektrolit kuat, adalah zat elektrolit yang terurai sempurna dalam air. Daya hantar listriknya relatif baik walaupun konsentrasinya relatif kecil. Tergolong elektrolit kuat yaitu:
1) Asam-asam kuat, seperti : HCl, HClO3, H2SO4, HNO3, dan lain-lain.


c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2, dan lain-lain
Kuat atau lemahnya suatu elektrolit, secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi/derajat disosiasi:
v  Fungsi Perlakuan
Larutan elektrolit bisa berupa senyawa kovalen atau senyawa ionik. Senyawa ini dalam bentuk murni bukan penghantar listrik yang baik, tetapi apabila senyawa tersebut dilarutkan di dalam air maka akan menghasilkan larutan larutan yang bisa menghantarkan listrik.
v  Pembahasan
NO
LARUTAN
NYALA
KETERANGAN
1
SABUN
YA

LARUTAN ELEKTROLIT KUAT
2
NACL
YA

LARURAN ELEKTROLIT KUAT
3
CUKA
YA

LARUTAN ELEKTROLIT
v  Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa larutan di bedakan menjadi dua,yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit . dan juga dapat mengetahui tentang contoh-contoh larutan elektrolit maupun nonelektrolit.Dari percobaan tersebut kita dapat mengetahui bahwa sabun,NACL,cuka,dapat menghantarkan listrik karena termasuk larutan elektrolit.

=========================================================================

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Kelompok 3 kelas X-F
v  M. Ilhamzah
v  Ulin Nuha Tifmatul Mala
v  Fiki Halida Shofi
v  Nailin Nikmatul Hasanah
v  Khusnul Khotimah
v  Ziana Zain Azizah
v  Yonata Aditya



















MAN REJOTANGAN
TULUNGAGUNG
2010/2011
v  Judul Percobaan
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
v  Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi berbagai larutan elektrolit dan non elektrolit.
v  Dasar Teori
A. Larutan
1. Definisi Larutan
Larutan merupakan sistem homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Pelarut yang sering dipakai dalam melarutkan zat terlarut adalah air. Zat terlarut memiliki dua sifat berdasarkan perilakunya apabila arus listrik dialirkan. Sifat pertama, zat terlarut dapat menghantarkan arus listrik, sehingga larutan yang terbentuk mengalami perubahan kimia dan mampu menghantarkan arus listrik. Larutan tersebut dinamakan larutan elektrolit. Sifat kedua, zat yang apabila dilarutkan ke dalam air tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak ada perubahan kimia, sehingga larutan yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit. Semua larutan anorganik, baik asam, basa, maupun garam memiliki sifat mampu menghantarkan arus listrik. Sedangkan semua larutan yang berasal dari zat organik seperti gula tebu, manosa, glukosa, gliserin, etanol, dan urea, tidak mampu menghantarkan arus listrik.

2. Daya Hantar Larutan
Air yang murni tidak akan menghantarkan listrik. Tetapi jika zat yang bersifat asam, basa, maupun garam telah dilarutkan di dalamnya, larutan yang dihasilkan akan mampu menghantarkan arus listrik. Secara sederhana, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik dapat diuji dengan alat uji elektrolit. Alat uji elektrolit tersebut terdiri atas sebuah bejana yang dihubungkan dengan dua buah elektrode. Elektrode-elektrode tersebut dihubungkan pada saklar dan lampu. Jika larutan elektrolit dimasukkan ke dalam bejana tersebut, lampu akan menyala. Sedangkan jika larutan nonelektrolit yang dimasukkan, lampu tidak akan menyala. Arus listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh migrasi partikel-partikel bermuatan. Selain ditandai dengan menyalanya lampu, pada larutan elektrolit juga terdapat perubahan-perubahan kimia yang dapat diamati. Salah satu perubahan tersebut berupa timbulnya gelembung-gelembung gas, perubahan warna larutan, atau bahkan terbentuk endapan.

3. Kekuatan Daya Hantar Larutan
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa arus listrik dalam larutan elektrolit dihantarkan oleh partikel-partikel bermuatan. Untuk menjelaskan fakta tersebut, Svante August Arrhenius (1884) mengemukakan teorinya tentang dissosiasi atau ionisasi elektrolit. Teori ini menyebutkan bahwa zat elektrolit apabila dilarutkan dalam air, akan berdissosiasi menjadi atom-atom atau gugus atom yang bermuatan. Atom-atom atau gugus atom bermuatan tersebut merupakan ion-ion yang menghantarkan arus dalam elektrolit secara migrasi. Ion-ion tersebut bermuatan positif (kation) dan bermuatan negatif (anion) serta bergerak menuju elektrode yang muatannya berlawanan. Reaksi ionisasi atau dissosiasi elektrolit tersebut merupakan reaksi bolak-balik (reversible). Ionisasi elektrolit dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi:
NaCl(aq) 􀁯 Na+(aq) + Cl(aq)
MgSO4(aq) 􀁯 Mg2+(aq) + SO4 2–(aq)
CaCl2(aq) 􀁯 Ca2+(aq) + 2Cl(aq)
Na2SO4(aq) 􀁯 2Na+(aq) + SO4 2–(aq)
Oleh karena larutan harus bersifat netral, besarnya jumlah total muatan-muatan positif harus sama dengan muatan negatif dalam suatu larutan. Jumlah muatan yang dibawa oleh sebuah ion besarnya sama dengan valensi ion tersebut. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan yang memiliki daya hantar listrik besar. Larutan elektrolit kuat terionisasi sempurna di dalam air. Jika diuji dalam penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala terang. Contoh larutan elektrolit kuat antara lain larutan NaCl, KOH, H2SO4, dan HCl.

b. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan yang memiliki daya hantar kecil karena tidak semua zat terionisasi, atau hanya mengalami ionisasi sebagian. Jika diuji dengan penguji elektrolit sederhana, lampu akan menyala redup. Contoh larutan elektrolit lemah adalah larutan cuka dan amonia. Larutan nonelektrolit tidak akan terionisasi dalam larutan. Proses ionisasi dipengaruhi oleh konsentrasi. Untuk membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit, dapat menggunakan derajat dissosiasi (α ). Derajat dissosiasi adalah fraksi molekul yang benar-benar terdissosiasi. Atau dapat juga merupakan perbandingan mol zat terionisasi dengan mol zat mula-mula. Derajat dissosiasi dapat dinyatakan dengan rumus:
α =
Nilai α dapat berubah-ubah, antara 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut.
α = 1, larutan terdissosiasi sempurna = elektrolit kuat
0 < α < 1, larutan terdissosiasi sebagian = elektrolit lemah
α = 0, larutan tidak terdissosiasi = nonelektrolit

4. Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia
Kemampuan untuk menghantarkan arus listrik tidak hanya dimiliki oleh senyawa ionik. Beberapa senyawa kovalen juga mampu menghantarkan listrik. Meski demikian, senyawa kovalen dan ionik memiliki beberapa perbedaan dalam menghantarkan arus listrik.
a. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya. Atom yang kehilangan elektron menjadi
ion positif (kation) dan atom yang menerima elektron menjadi ion negative (anion). Dalam larutan, senyawa ionik akan terurai sempurna menjadi ionionnya yang bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik. Dalam larutan, senyawa ionik pada umumnya membentuk larutan elektrolit kuat.

Contoh:
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl(aq)
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH(aq)
K2SO4(aq) 2 K+(aq) + SO4 2–(aq)
KOH(aq) K+(aq) + OH(aq)

b. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya berikatan secara kovalen. Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaan bersama-sama pasangan elektron oleh dua atom. Senyawa kovalen nonpolar timbul karena perbedaan elektronegativitas antaratom yang sangat kecil, bahkan hampir sama. Sementara itu, senyawa kovalen polar timbul karena perbedaan elektronegativitas yang cukup besar antara dua atom. Hal tersebut menyebabkan salah satu atom lebih positif dan yang lain lebih negatif. Larutan senyawa kovalen polar mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal tersebut terjadi karena senyawa kovalen polar dalam air akan terdissosiasi menjadi ion-ionnya.
Contoh:
HCl(aq) H+(aq) + Cl(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO4 2–(aq)
Beberapa senyawa kovalen polar tidak terdissosiasi sempurna dalam pelarut air sehingga memiliki kemampuan daya hantar listrik yang rendah. Hal ini karena dalam pelarut air, hanya sedikit dari zat tersebut yang terdissosiasi membentuk ion.

Contoh:

NH3(aq) + H2O(l ) NH4 +(aq) + OH(aq)

v  Fungsi Perlakuan
Larutan elektrolit bisa berupa senyawa kovalen atau senyawa ionik. Senyawa ini dalam bentuk murni bukan merupakan penghantar listrik yang baik, tetapi apabila senyawa tersebut dilarutkan di dalam air maka akan menghasilkan larutan larutan yang bisa menghantarkan listrik.
v  Pembahasan
NO
Larutan
Lampu
Kesimpulan Sementara
Nyala
Tidak
1
2
3
4
5
Air Sabun
NaCl
Amilum
Air
Oli
YA
YA
YA
YA





Tidak
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit
Larutan elektrolit
Larutan non elektrolit

Air sabun = karena termasuk basa kuat maka lampu menyala terang.
NaCl = karena termasuk garam maka lampu menyala terang.
Amilum = tidak menyala tetapi karena dicampur air sumur dan air sumur itu sendiri menghantarkan listrik maka lampu menyala meskipun hanya redup.
Air sumur = termasuk larutan elektrolit karena di dalamnya terdapat mineral-mineral.
Oli = karena termasuk dalam larutan non elektrolit maka lampu tidak menyala.


v  Kesimpulan
Dari rangkaian percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.       Larutan yang termasuk larutan elektrolit adalah larutan detergen (Basa), NaCl (Garam), dan larutan cuka (Asam).
2.       Berdasarkan kuat lemahnya daya hantar listrik maka larutan elektrolit dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah. *yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah larutan basa kuat, garam, dan asam kuat. *yang termasuk larutan elektrolit lemah adalah asam lemah, basa lemah, dan garam.
3.       Yang termasuk larutan non elektrolit adalah gula tebu, manosa, glukosa, gliserin, etanol, urea, dan larutan organik-organik lainnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit kuat adalah larutan yang terionisasi sempurna, jumlah ion dalam larutan sangat banyak, menunujukkan daya hantar listrik yang kuat. Sedangkan larutan elektrolit lemah adalah larutan yang terionisasi sebagian, jumlah ion dalam larutan sedikit, dan menunjukkan daya hantar listrik yang lemah.



=========================================================================